Panen
Panen merupakan tahap akhir dari sistem
budidaya tanaman. Dalam produksi benih, banyak kriteria yang perlu diperhatikan
dalam menentukan masa panen. Salah satu kriteria yang paling mudah dilihat
adalah dari visual buah. Buah yang telah siap dipanen benihnya memiliki
kriteria tertentu (Tabel.1).
Tabel.1 Kriteria buah kauliflower yang masih muda dan
yang telah masak
Kriteria
|
Buah Muda
|
Buah Tua
|
Bentuk Buah
|
Gemuk, rata
|
Agak pipih, berlekuk seperti polong
|
Warna Buah
|
Hijau segar
|
Hijau kekuningan
|
Tekstur Buah
|
Halus
|
Kasar, pecah
|
Warna Biji
|
Hijau
|
Hitam
|
Tekstur Biji
|
Bulat, halus
|
Bulat, kasar
|
Buah kauliflower berbentuk
seperti polong. Sehingga, pemanenannya dilakukan dengan cara digunting pada
pangkal buahnya kemudian dikumpulkan dalam masing-masing wadah. Hal yang harus
diperhatikan yaitu jangan sampai antara polong yang berbeda varietas atau nomor
tanaman tercampur agar dapat menjaga kemurnian dari benih tersebut. Setelah
dikumpulkan, benih-benih tersebut dibungkus menggunakan kertas koran untuk
dilanjutkan proses pasca panen.
Pasca
Panen
Proses pasca panen merupakan proses
kegiatan yang dilakukan setelah panen yang bertujuan untuk menghasilkan benih
utuh yang bersih dan berkualitas tinggi. Dalam proses pasca panen, benih yang
telah dipanen dimasukkan ke dalam kegiatan pengolahan yang meliputi ekstraksi,
penjemuran, pemilahan, dan lain-lain.
Proses pasca panen pada benih
kauliflower dimulai dari pengumpulan buah-buah yang telah dipanen. Buah yang
telah dipanen dikelompokkan berdasarkan varietas dan nomornya. Kemudian setelah
buah-buah tersebut dikelompokkan, buah-buah tersebut dijemur dibawah sinar matahari
selama 3-7 hari tergantung cuaca. Penjemuran ini bertujuan untuk mengeringkan
buah-buah tersebut agar proses ekstraksi menjadi lebih mudah. Selain itu,
proses pengeringan juga bertujuan untuk menurunkan kadar air pada benih.
Setelah buah selesai dikeringkan, maka
buah-buah tersebut siap untuk diekstraksi. Kegiatan ekstraksi benih dilakukan
dengan cara yang sederhana yaitu dengan cara menggesekkan buah-buah yang telah
kering tersebut dengan kedua tangan hingga buah terbuka dan benih yang didalamnya
rontok. Kegiatan ini terus dilakukan hingga benih di dalam buah habis. Tabel 2
merupakan data hasil pemanenan benih kauliflower dari 5 tanaman.
Tabel 2. Data hasil pemanenan benih dari 5 tanaman
Tanaman
|
Benih yang dihasilkan (gram)
|
1
2
3
4
5
|
25
30
15
10
27
|
Rata-rata
|
21,4
|
Tabel 2 menunjukkan bahwa rata-rata
hasil panen benih per tanaman seberat 21,4 gram. Jumlah ini bila dilihat, masih
lebih sedikit dibandingkan dengan hasil wawancara dengan pihak PT East West
Seed Indonesia yang menyebutkan bahwa hasil panen benih optimum dapat mencapai
30-35 gram per tanaman. Hasil panen benih optimum didapat apabila cuaca dan
kondisi lingkungan mendukung untuk produksi benih. Hasil panen benih yang lebih
sedikit tersebut lebih disebabkan karena faktor cuaca pada saat itu yang kurang
mendukung untuk kegiatan produksi benih. Kondisi alam pada saat Praktik Kerja
Lapang merupakan musim hujan. Hal ini menyebabkan penyinaran matahari ke dalam
screen house yang kurang sehingga menghambat proses pembenihan. Selain itu,
musim hujan juga menyebabkan udara di dalam screen house menjadi lembab
sehingga menyebabkan bakteri dan cendawan mudah berkembang dan menimbulkan
busuk pada bagian-bagian tanaman terutama bunga.
Setelah benih diekstraksi, kemudian
dilakukan pemilahan. Pemilahan ini dilakukan berdasarkan tingkat kerusakan
benih. Benih-benih yang rusak, pecah,dan lain-lain, langsung segera dipisahkan
dari kumpulan benih. Setelah benih selesai dipilah, benih-benih tersebut
dibungkus kembali berdasarkan varietas dan nomornya untuk diolah lebih lanjut
di pabrik pengolahan benih.
Pengemasan sementara saat akan dikirim
ke pabrik pusat yang dilakukan pada saat Praktik Kerja Lapang Berlangsung baik
pada buah maupun polong menggunakan kertas koran. Hal ini tentunya tidak sesuai
dengan persyaratan pengemasan benih yang baik dan benar. Sebab, pengemasan
seperti yang dilakukan, dapat menyebabkan kondisi benih menjadi rentan terhadap
tekanan alam dan fisik. Dataran tinggi memiliki suhu yang rendah serta RH yang
tinggi. Jika pengemasan tidak dilakukan dengan bahan yang sesuai, maka cendawan
dapat mudah berkembang pada benih tersebut. Pengemasan yang baik untuk di
dataran tinggi yaitu menggunakan kemasan yag lebih kedap seperti plastik atau
kertas amplop tebal (Kartasapoetra, 2003). Terlebih benih kauliflower merupakan
tipe benih ortodok.
Penilaian hasil panen dari setiap musim
tanam di evaluasi setiap tahunnya untuk menentukan musim tanam terbaik.
Penilaian ini dilakukan dengan cara membandingkan hasil produksi pada setiap
musim tanam dengan kondisi iklim pada musim tanam tersebut. Kondisi iklim ini
dicatat dengan menggunakan thermometer maksimum dan minimum. Thermometer ini
dipasang di lapang serta di dalam screen untuk perbandingan suhu dalam dan suhu
luar.
Pencatatan hasil thermometer ini
dilakukan setiap pagi, siang, dan sore hari. Kemudian hasil pencatatan tersebut
diakumulasikan dalam setiap tahun sehingga dapat menentukan musim tanam yang
terbaik dan juga dapat meramal iklim pada musim tanam seterusnya.