A. ALAT
- RP ( Rotary Panner )
Press Roll
atau yang bisaa disebut jackson merupakan alat penggilingan yang
berfungsi untuk membentuk daun teh menjadi gulungan-gulungan kecil. Proses
penggilingan ini akan menyebabkan daun mengeluarkan semacam cairan yang
berfungsi sebagai perekat daun yang menggulung. Sebelum masuk ke dalam
jackson, pucuk didinginkan dan ditimbang sesuai kapasitas alat Alat tersebut
memiliki kapasitas hingga 80 kg. Putaran jackson 25 rpm selama
10-15 menit. Kapasitas yang dimiliki mesin 400 kg per jam.
- OTR ( Gilingan )
Alat
penggiling ini juga dilengkapi dengan alat pengepres. Pengepres bisaanya
digunakan bila kondisi pucuk kurang baik misalnya banyak pucuk tua. Fungsi
dari jackson adalah untuk mememarkan, menggulung,
mengecilkan, dan meratakan daun teh sehingga nantinya akan terbentuk
senyawa atau aroma teh dengan mutu baik. Setelah penggilingan, besar
kemungkinan pucuk mengalami fermentasi. Oleh karena itu, pucuk harus segera
dimasukkan ke alat pengeringan awal begitu proses penggilingan selesai dan
tidak didiamkan. Hasil gilingan yang baik adalah daun tidak menjadi bubuk dan
tidak ada air yang menetes dari alat. Bentuk gulungan dipengaruhi oleh
kualitas bahan baku serta tingkat kelayuan pucuk.
- ECP ( Belong )
Endless
Chain Presser (ECP) atau Belong atau pengeringan awal merupakan alat
untuk mengurangi kadar air pucuk hingga 40-45%. Hasil dari gilingan Press
Roll dimasukkan ke dalam ECP dengan menaruh bahan di atas trys-trys
yang berjalan. Bahan yang masuk diratakan dengan ketebalan ± 4 cm.
Alat pengering ini terdiri dari empat tingkatan bak pengering yang berbeda
kadap panasnya, semakin ke bagian bawah, maka panasnya semakin menurun
Pengeringan awal menggunakan suhu 110oC-135oC. Panas yang
digunakan adalah uap panas murni. Alat tersebut memiliki kapasitas
300-350 kg per jam. Mesin ECP yang dimiliki PT Rumpun Sari Kemuning berjumlah
dua unit.
- RD ( Rotary Dryer )
Rotary
Dryer merupakan alat pengeringan yang gunanya sebagai pemanas lanjutan
dari bahan yang keluar dari ECP. Bahan yang masuk ke Rotary Dryer sesuai
dengan kapasitas alat yakni 100 kg per unit yang setara dengan satu troli. Alat
ini menurunkan kadar air teh hingga 30%. Pengeringan dengan Rotary
Dryer selama 30-40 menit. Suhu yang digunakan berkisar 85oC-70oC
dengan putaran 25-30 rpm.
- BT ( Ball Ti )
Ball
tea merupakan alat pengeringan akhir dari bahan atau pucuk teh sehingga
didapatkan pucuk teh kering dengan kadar air ± 3%. Bahan yang dihasilkan
dari Rotary Dryer masuk ke Ball Tea sesuai dengan kapasitas alatnya. Ball Tea
jumbo kapasitas per unitnya 500-700 kg bahan kering, sedangkan untuk Ball Tea
ukuran kecil kapasitas 250 kg bahan per unitnya. Ball Tea dioperasikan dengan
putaran 16 rpm dan suhu pengeringan 125oC-175oC secara
bertahap dan dilakukan selama 8-12 jam. Fungsi Ball Tea terutama untuk proses
penggulungan bahan sehingga didapatkan mutu teh yang baik. Pemanasan
menggunakan uap panas murni sehingga tidak ada bau asap karena dapat
mempengaruhi aroma teh. Lama pengeringan juga tergantung
dari kondisi bahan. Mesin Ball Tea ini juga digunakan untuk
pemolesan teh kering yang sudah jadi agar lebih mengkilap dan memiliki gulungan
yang sempurna.
B. BAHAN
Pucuk Daun
Teh Muda. Kata teh (Camelia sinensis) berasal dari Cina. Orang
Cina daerah Amoy menyebut teh dengan tay. Nama ini kemudian menyebar ke
mancanegara dengan penyebutan yang sedikit berbeda. Tanaman teh masuk ke
Indonesia pada tahun 1684, berupa biji teh dari Jepang. Dewasa ini di seluruh
pelosok Indonesia aneka produk teh dijumpai sehari-hari. Teh bisa diminum panas
atau dingin, sebagai minuman penyegar atau obat.
C. PROSES
PRODUKSI
Untuk mendapatkan teh hijau dengan kualitas yang baik
sesuai dengan standar mutu permintaan pasar, diperlukan suatu program pengolahan
yang benar, terarah, dan sesuai dengan prinsip-prinsip pengolahan yang efisien
dan berkesinambungan. Disamping itu, diperlukan bahan baku (pucuk) yang bermutu
tinggi minimal 60% halus (muda) dan kerusakan pucuk serendah
mungkin (5%). Tahapan pengolahan teh hijau terdiri dari pelayuan, penggulungan,
pengeringan pertama, pengeringan kedua, sortasi kering, serta pengemasan.
- Pelayuan
Pelayuan pada teh hijau bertujuan untuk menginaktifkan
enzim polifenol oksidase dan menurunkan kandungan air dalam pucuk, agar pucuk
menjadi lentur dan mudah digulung. Proses pelayuan dilakukan sampai pada tahap
layu tertentu, yang sifat pelayuannya berbeda dibanding dengan cara pelayuan
teh lokal.
Pelayuan harus segera dilakukan setelah daun teh dipetik.
Daun teh harus segera diolah dipabrik pengolahan secepat mungkin dengan
transportsi yang efisien yang merupakan aspek penting dalam pengolahan teh
untuk meminimalkan kerusakan.
Pelayuan dilaksanakan dengan cara mengalirkan sejumlah pucuk
secara berkesinambungan kedalam alat pelayuan Rotary Panner dalam keadaan panas
dengan suhu pelayuan 80-100oC. selama proses pelayuan berlangsung dalam Rotary
Panner, terjadi proses penguapan air baik yang terdapat di permukaan maupun
yang terdapat didalam daun. Uap air yang terjadi harus secepatnya dikeluarkan
dari ruang Roll Rotary Panner, untuk menghindari terhidrolisanya klorofil oleh
uap asam-asam organik.
Perubahan kimia yang terjadi selama pelayuan antara lain
dalam proses respirasi akan terjadi penurunan gula oleh oksigen menjadi energi
dan karbondioksida. Apabila gula berangsur-angsur berkurang maka akan terombak
pula senyawa-senyawa lain hasil metabolisme yang terlebih dahulu menjadi gula.
Suhu pelayuan harus sama (stabil) agar dapat dicapai
tingkat layu yang tepat. Tingkat layu pucuk dinilai berdasarkan presentase
layu, yaitu perbandingan berat pucuk layu terhadap pucuk basah yang dinyatakan
dalam persen. Persentase layu teh hijau lokal adalah 60-70%, dan untuk teh
hijau ekspor sekitar 60% dengan tingkat kerataan layuan yang baik. Tingkat layu
yang tepat ditandai dengan keadaan pucuk layu yang berwarna hijau cerah, lemas,
dan lembut, serta mengeluarkan bau yang khas. kriteria untuk menentukan tingkat
kelayuan daun antara lain:
a)
bentuk daun
lemas, agak lekat seperti daun yang dimasukkan dalam air panas.
b)
warna daun
hijau kekuning-kuningan atau hijau muda
c)
air seduhan
daun layu jernih dengan sedikit warna hijau atau pucat
d)
kadar air
65-70%.
- Penggulungan
Penggulungan pada pengolahan teh hijau bertujuan
membentuk mutu secara fisik, karena selama penggulungan, pucuk teh akan
dibentuk menjadi gulungan-gulungan kecil dan terjadi pemotongan. Proses ini
harus segera dilakukan setelah pucuk layu keluar mesin Rotary Panner. Untuk
membuat teh hijau mutu ekspor, penggunaan mesin penggulung yang berukuran 26”
tipe single action sangat cocok untuk tujuan tersebut.
Penggulungan dilakukan satu kali agar tidak terjadi
penghancuran daun teh yang terlalu banyak, yang dapat meningkatkan jumlah bubuk
dengan mutu yang kurang menguntungkan. Lama penggulungan disesuaikan dengan
tingkat layu pucuk, ukuran, tipe mesin penggulung serta mutu pucuk yang diolah.
Lama penggulungan sebaiknya tidak lebih dari 30 menit dihitung sejak pucuk layu
masuk mesin penggulung.
- Pengeringan
Pengeringan pada teh hijau bertujuan untuk menurunkan
kadar air dari pucuk yang digulung hingga 3-4%, memekatkan cairan sel yang
menempel di permukaan daun sampai berbentuk seperti perekat, dan memperbaiki
bentuk gulungan teh jadi. Untuk mencapai tujuan tersebut, dilaksanakan dua
tahap pengeringan, masing-masing menggunakan mesin yang berbeda.
Mesin pengering pertama disebut ECP (Endless Chain
Pressure) Dryer. Pada mesin pengering ini, suhu diatur supaya suhu masuk
130-135oC dan suhu keluar 50-55oC dengan lama pengeringan 25 menit. Pada
pengeringan pertama ini, jumlah air yang diuapkan mencapai 50% dari bobot
pucuk, sehingga hasilnya baru setengah kering dengan tingkat kekeringan 30-35%.
Pada pengeringan tahap kedua digunakan mesin pengering
Rotary Dryer tipe Repeat Rool. Maksud pengeringan kedua adalah untuk menurunkan
kadar air sampai 3-4% serta memperbaiki bentuk gulung teh keringnya.
Pengeringan dalam rotary dryer menggunakan suhu tidak lebih dari 70oC dengan
lama pengeringan 80-90 menit, dan putaran rotary dryer 17-19 rpm. Untuk
memperoleh hasil pengeringan yang baik selain ditentukan oleh suhu dan putaran
mesin juga ditentukan oleh kapasitas mesin pengering. Kapasitas per batch mesin
pengering ditentukan oleh diameter mesin itu. Rotary Dryer yang rollnya
berdiameter 70 cm, mempunyai kapasitas pengeringan sebesar 40-50 kg teh kering,
dan untuk roll yang berdiameter 100 cm kapasitasnya 60-70 kg teh kering
- Sortasi Kering
Teh yang berasal dari pengeringan masih heterogen atau
masih bercampur baur, baik bentuk maupun ukurannya. Selain itu teh masih
mengandung debu, tangkai daun dan kotoran lain yang berpengaruh terhadap mutu
teh nantinya. Untuk itu, dibutuhkan proses penyortiran atau pemisahan yang
bertujuan untuk mendapatkan bentuk dan ukuran teh yang seragam sehingga cocok
untuk dipasarkan dengan mutu terjamin.
Sortasi kering bertujuan untuk memisahkan, memurnikan dan
mengelompokkan jenis mutu teh hijau dengan bentuk ukuran yang spesifik sesuai
dengan standar teh hijau. Pada prinsipnya, sortasi kering teh hijau adalah:
- memisahkan keringan teh hijau yang banyak mengandung jenis mutu ekspor,
- memisahkan partikel-partikel yang mempunyai bentuk dan ukuran yang relatif sama kedalam beberapa kelompok (grade), kemudian memisahkannya dari tulang-tulang daunnya,
- melakukan pemotongan dengan tea cutter bagian-bagian teh yang ukurannya masih lebih besar dari jenis mutu yang dikehendaki,
- setelah hasil sortasi teh hijau terkumpul menjadi beberapa jenis dilakukan polishing dengan menggunakan mesin polisher,
- hasil sortasi ini dikelompokkan kedalam jenis-jenis mutu teh hijau sesuai dengan mutu yang ada.
- Penyimpanan dan Pengemasan
Penyimpanan dan pengemasan mutlak dilakukan mengingat teh
yang baru dihasilkan belum bisa langsung di pasarkan. Selain jumlahnya masih
sedikit, teh yang baru disortasi masih perlu didiamkan agar kelembaban teh bisa
terkontrol. Proses ini terutama hanya untuk menjaga aroma teh yang harum.
Pengemasan teh hijau dilakukan dengan bahan pembungkus
kantong kertas yang didalamnya dilapisi aluminium foil. Untuk memasarkannya teh
hijau bisaa dikemas dalam kantong kertas atau kantong plastik dengan ukuran
kemasan bervariasi. Tujuan pengemasan teh adalah:
a)
Melindungi
produk dari kerusakan.
b)
Mepermudah
transportasi.
c)
Efisien dalam
penyimpanan di gudang.
d)
Dapat
digunakan sebagai alat promosi.
D. PEMASARAN
- Afghanistan
- Bandung
- Solo