Berdasarkan perencanaan dari eksperimen
yang kami lakukan adalah dengan pembuatan LRB di area SMK Negeri pada bulan
Januari 2012 dengan jumlah lubang 30 lubang dengan kedalaman 1 meter dan
berdiameter 10-30cm. Lubang diisi dengan sampah organik seperti daun, sampah
dapur, ranting pohon, sampah makanan dapur non kimia dan sebagainya. Sampah
dalam lubang akan menyusut sehingga perlu diisi kembali dan di akhir musim
kemarau dapat dikuras sebagai pupuk kompos alami.
Kemudian dilakukan pengamatan secara
keseluruhan pada semua LRB yang sudah dibuat, oleh karena itu akan kita
dapatkan pembahasan manfaat dari biopori. Hasil penelitian yang kami lakukan
mengacu pada beberapa kajian dari penelitian yang terdahulu dengan tahapan
sebagai berikut:
A. Jumlah
Biopori yang disarankan
Jumlah
lubang yang perlu dibuat dapat dihitung dengan menggunakan persamaan:
Jumlah
LRB = intensitas hujan(mm/jam) x luas bidang
kedap (m2) / Laju Peresapan Air per Lubang (liter/jam)
Sebagai
contoh, untuk daerah dengan intensitas hujan 35 mm/jam (hujan lebat), dengan
laju peresapan air perlubang 3 liter/menit (180 liter/jam) pada 200 m2
bidang kedap perlu dibuat sebanyak (35 x 200) / 180 = 39 lubang.
Bila
lubang yang dibuat berdiameter 10 cm dengen kedalaman 100 cm, maka setiap
lubang dapat menampung 7.8 liter sampah organik. Ini berarti bahwa setiap
lubang dapat diisi dengan sampah organik selama 2-3 hari. Dengan demikian 39
lubang baru dapat dipenuhi dengan sampah organik yang dihasilkan selama 56 - 84
hari. Dalam selang waktu tersebut lubang yang pertama diisi sudah
terdekomposisi menjadi kompos sehingga volumenya telah menyusut. Dengan demikian
lubang-lubang ini sudah dapat diisi kembali dengan sampah organik baru dan
begitu seterusnya.
B. Biaya
yang dikeluarkan
Jhon
herf (2008) Pembuatan LRB dipermudah dengan alat bor tanah. Desainnya
disesuaikan untuk kegunaan peresapan air yang memakai pendekatan Biopori. Alat
bor LRB juga diperlukan untuk mempermudah pemanenan kompos yang terbentuk
bersamaan dengan pemeliharaan LRB.
Bila
satu lubang LRB dapat dibuat dalam waktu sepuluh menit, tiap rumah tangga perlu
membuat 30 LRB. Itu artinya pekerjaan selesai dalam waktu 300 menit (lima jam).
Jadi, perlu sehari per orang kerja (Rp 30.000,-).
Bila
setiap rumah tangga ingin memiliki bor LRB dengan harga bor Rp175.000 –
Rp200.000), maka diperlukan biaya (Rp205.000 – Rp230.000). Biaya itu dapat
berkurang bila satu bor tanah dimiliki bersama oleh beberapa orang.
C. Pemeliharan
biopori
Agar
biopori yang telah kita buat bisa bertahan lama, maka ada beberapa yang harus
anda lakukan untuk memelihara kondisi biopori, diantaranya adalah
1. Lubang Resapan Biopori harus selalu
terisi sampah organik
2. Sampah organik dapur bisa diambil
sebagai kompos setelah dua minggu, sementara sampah kebun setelah dua
bulan. Lama Pembuatan kompos juga tergantung jenis tanah tempat pembuatan
Lubang Resapan Biopori, tanah lempung agak lebih lama proses kehancurannya.
Pengambilan dilakukan dengan alat bor LRB.
Bila
tidak diambil maka kompos akan terserap oleh tanah, LRB harus tetap dipantau
supaya terisi sampah organik.
D. Manfaat
Biopori
Banyak
sekali manfaat yang dapat diperoleh dari biopori, bila kita mau menerapkannya
di lingkungan sekitar. Namun, hasil penerapan biopori akan lebih memuaskan jika
kita semua mau bergotong-royong untuk menerapkannya secara bersama-sama di
lingkungan. Semakin banyak yang menerapkan, maka semakin besar manfaat yang
kita peroleh. Dalam hal ini, penulis akan menyebutkan manfaat dari
diterapkannya biopori dalam lingkungan adalah sebagai berikut:
- Memaksimalkan air yang meresap ke dalam tanah sehingga menambah air tanah.
- Membuat kompos alami dari sampah organik daripada dibakar.
- Mengurangi genangan air yang menimbulkan penyakit.
- Mengurangi air hujan yang dibuang percuma ke laut.
- Mengurangi resiko banjir di musim hujan.
- Memaksimalisasi peran dan aktivitas flora dan fauna tanah.
- Mencegah terjadinya erosi tanah dan bencana tanah longsor.