Share Up To 110 % - 10% Affiliate Program

Prakerin PT.Rumpun Sari Kemuning

A.    ALAT
  • RP ( Rotary Panner )
Press Roll atau yang bisaa disebut  jackson  merupakan alat penggilingan yang berfungsi untuk membentuk daun teh menjadi gulungan-gulungan kecil. Proses penggilingan ini akan menyebabkan daun mengeluarkan semacam cairan yang berfungsi sebagai perekat daun yang menggulung. Sebelum masuk ke dalam  jackson, pucuk didinginkan dan ditimbang sesuai kapasitas alat Alat tersebut memiliki kapasitas hingga 80 kg.  Putaran  jackson  25 rpm selama 10-15 menit. Kapasitas yang dimiliki mesin 400 kg per jam. 
  • OTR ( Gilingan )
Alat penggiling ini juga dilengkapi dengan alat pengepres. Pengepres bisaanya digunakan bila kondisi pucuk kurang baik misalnya banyak pucuk tua. Fungsi dari  jackson  adalah untuk mememarkan, menggulung, mengecilkan,  dan meratakan daun teh sehingga nantinya akan terbentuk senyawa atau aroma teh dengan mutu baik. Setelah penggilingan, besar kemungkinan pucuk mengalami fermentasi. Oleh karena itu, pucuk harus segera dimasukkan ke alat pengeringan awal begitu proses penggilingan selesai dan tidak didiamkan. Hasil gilingan yang baik adalah daun tidak menjadi bubuk dan tidak ada air yang menetes dari alat. Bentuk gulungan  dipengaruhi oleh kualitas bahan baku serta tingkat kelayuan pucuk.
  • ECP ( Belong )
Endless Chain Presser  (ECP) atau Belong atau pengeringan awal merupakan alat untuk mengurangi kadar air pucuk hingga 40-45%. Hasil dari gilingan  Press Roll  dimasukkan ke dalam ECP dengan menaruh bahan di atas trys-trys  yang berjalan. Bahan yang masuk  diratakan  dengan ketebalan ± 4 cm. Alat pengering ini terdiri dari empat tingkatan bak pengering yang berbeda kadap panasnya, semakin ke bagian bawah, maka panasnya semakin menurun Pengeringan awal menggunakan suhu 110oC-135oC. Panas yang digunakan adalah uap panas murni.  Alat tersebut memiliki kapasitas 300-350 kg per jam. Mesin ECP yang dimiliki PT Rumpun Sari Kemuning berjumlah dua unit.
  • RD ( Rotary Dryer )
Rotary Dryer  merupakan alat pengeringan yang gunanya sebagai pemanas lanjutan dari bahan yang keluar dari ECP. Bahan yang masuk ke Rotary Dryer  sesuai dengan kapasitas alat yakni 100 kg per unit yang setara dengan satu troli. Alat ini menurunkan kadar air teh hingga 30%. Pengeringan dengan  Rotary  Dryer  selama 30-40 menit. Suhu yang digunakan berkisar 85oC-70oC dengan putaran 25-30 rpm. 
  • BT ( Ball Ti )
Ball tea  merupakan alat pengeringan akhir dari bahan atau pucuk teh sehingga didapatkan pucuk  teh kering dengan kadar air ± 3%. Bahan yang dihasilkan dari Rotary Dryer masuk ke Ball Tea sesuai dengan kapasitas alatnya. Ball Tea jumbo kapasitas per unitnya 500-700 kg bahan kering, sedangkan untuk Ball Tea ukuran kecil kapasitas 250 kg bahan per unitnya. Ball Tea dioperasikan dengan putaran 16 rpm dan suhu pengeringan 125oC-175oC secara bertahap dan dilakukan selama 8-12 jam. Fungsi Ball Tea terutama untuk proses penggulungan bahan sehingga didapatkan mutu teh yang baik. Pemanasan  menggunakan uap panas murni sehingga tidak ada bau asap karena dapat mempengaruhi aroma teh. Lama pengeringan  juga  tergantung  dari  kondisi bahan. Mesin Ball Tea  ini  juga digunakan untuk pemolesan teh kering yang sudah jadi agar lebih mengkilap dan memiliki gulungan yang sempurna.

B.     BAHAN
Pucuk Daun Teh Muda. Kata teh (Camelia sinensis) berasal dari Cina. Orang Cina daerah Amoy menyebut teh dengan tay. Nama ini kemudian menyebar ke mancanegara dengan penyebutan yang sedikit berbeda. Tanaman teh masuk ke Indonesia pada tahun 1684, berupa biji teh dari Jepang. Dewasa ini di seluruh pelosok Indonesia aneka produk teh dijumpai sehari-hari. Teh bisa diminum panas atau dingin, sebagai minuman penyegar atau obat.

C.    PROSES PRODUKSI
Untuk mendapatkan teh hijau dengan kualitas yang baik sesuai dengan standar mutu permintaan pasar, diperlukan suatu program pengolahan yang benar, terarah, dan sesuai dengan prinsip-prinsip pengolahan yang efisien dan berkesinambungan. Disamping itu, diperlukan bahan baku (pucuk) yang bermutu tinggi minimal 60% halus (muda) dan kerusakan pucuk serendah mungkin (5%). Tahapan pengolahan teh hijau terdiri dari pelayuan, penggulungan, pengeringan pertama, pengeringan kedua, sortasi kering, serta pengemasan.

  1. Pelayuan
Pelayuan pada teh hijau bertujuan untuk menginaktifkan enzim polifenol oksidase dan menurunkan kandungan air dalam pucuk, agar pucuk menjadi lentur dan mudah digulung. Proses pelayuan dilakukan sampai pada tahap layu tertentu, yang sifat pelayuannya berbeda dibanding dengan cara pelayuan teh lokal.
Pelayuan harus segera dilakukan setelah daun teh dipetik. Daun teh harus segera diolah dipabrik pengolahan secepat mungkin dengan transportsi yang efisien yang merupakan aspek penting dalam pengolahan teh untuk meminimalkan kerusakan.
Pelayuan dilaksanakan dengan cara mengalirkan sejumlah pucuk secara berkesinambungan kedalam alat pelayuan Rotary Panner dalam keadaan panas dengan suhu pelayuan 80-100oC. selama proses pelayuan berlangsung dalam Rotary Panner, terjadi proses penguapan air baik yang terdapat di permukaan maupun yang terdapat didalam daun. Uap air yang terjadi harus secepatnya dikeluarkan dari ruang Roll Rotary Panner, untuk menghindari terhidrolisanya klorofil oleh uap asam-asam organik.
Perubahan kimia yang terjadi selama pelayuan antara lain dalam proses respirasi akan terjadi penurunan gula oleh oksigen menjadi energi dan karbondioksida. Apabila gula berangsur-angsur berkurang maka akan terombak pula senyawa-senyawa lain hasil metabolisme yang terlebih dahulu menjadi gula.
Suhu pelayuan harus sama (stabil) agar dapat dicapai tingkat layu yang tepat. Tingkat layu pucuk dinilai berdasarkan presentase layu, yaitu perbandingan berat pucuk layu terhadap pucuk basah yang dinyatakan dalam persen. Persentase layu teh hijau lokal adalah 60-70%, dan untuk teh hijau ekspor sekitar 60% dengan tingkat kerataan layuan yang baik. Tingkat layu yang tepat ditandai dengan keadaan pucuk layu yang berwarna hijau cerah, lemas, dan lembut, serta mengeluarkan bau yang khas. kriteria untuk menentukan tingkat kelayuan daun antara lain:
a)      bentuk daun lemas, agak lekat seperti daun yang dimasukkan dalam air panas.
b)      warna daun hijau kekuning-kuningan atau hijau muda
c)      air seduhan daun layu jernih dengan sedikit warna hijau atau pucat
d)     kadar air 65-70%.

  1. Penggulungan
Penggulungan pada pengolahan teh hijau bertujuan membentuk mutu secara fisik, karena selama penggulungan, pucuk teh akan dibentuk menjadi gulungan-gulungan kecil dan terjadi pemotongan. Proses ini harus segera dilakukan setelah pucuk layu keluar mesin Rotary Panner. Untuk membuat teh hijau mutu ekspor, penggunaan mesin penggulung yang berukuran 26” tipe single action sangat cocok untuk tujuan tersebut.
Penggulungan dilakukan satu kali agar tidak terjadi penghancuran daun teh yang terlalu banyak, yang dapat meningkatkan jumlah bubuk dengan mutu yang kurang menguntungkan. Lama penggulungan disesuaikan dengan tingkat layu pucuk, ukuran, tipe mesin penggulung serta mutu pucuk yang diolah. Lama penggulungan sebaiknya tidak lebih dari 30 menit dihitung sejak pucuk layu masuk mesin penggulung.

  1. Pengeringan
Pengeringan pada teh hijau bertujuan untuk menurunkan kadar air dari pucuk yang digulung hingga 3-4%, memekatkan cairan sel yang menempel di permukaan daun sampai berbentuk seperti perekat, dan memperbaiki bentuk gulungan teh jadi. Untuk mencapai tujuan tersebut, dilaksanakan dua tahap pengeringan, masing-masing menggunakan mesin yang berbeda.
Mesin pengering pertama disebut ECP (Endless Chain Pressure) Dryer. Pada mesin pengering ini, suhu diatur supaya suhu masuk 130-135oC dan suhu keluar 50-55oC dengan lama pengeringan 25 menit. Pada pengeringan pertama ini, jumlah air yang diuapkan mencapai 50% dari bobot pucuk, sehingga hasilnya baru setengah kering dengan tingkat kekeringan 30-35%.
Pada pengeringan tahap kedua digunakan mesin pengering Rotary Dryer tipe Repeat Rool. Maksud pengeringan kedua adalah untuk menurunkan kadar air sampai 3-4% serta memperbaiki bentuk gulung teh keringnya. Pengeringan dalam rotary dryer menggunakan suhu tidak lebih dari 70oC dengan lama pengeringan 80-90 menit, dan putaran rotary dryer 17-19 rpm. Untuk memperoleh hasil pengeringan yang baik selain ditentukan oleh suhu dan putaran mesin juga ditentukan oleh kapasitas mesin pengering. Kapasitas per batch mesin pengering ditentukan oleh diameter mesin itu. Rotary Dryer yang rollnya berdiameter 70 cm, mempunyai kapasitas pengeringan sebesar 40-50 kg teh kering, dan untuk roll yang berdiameter 100 cm kapasitasnya 60-70 kg teh kering

  1. Sortasi Kering
Teh yang berasal dari pengeringan masih heterogen atau masih bercampur baur, baik bentuk maupun ukurannya. Selain itu teh masih mengandung debu, tangkai daun dan kotoran lain yang berpengaruh terhadap mutu teh nantinya. Untuk itu, dibutuhkan proses penyortiran atau pemisahan yang bertujuan untuk mendapatkan bentuk dan ukuran teh yang seragam sehingga cocok untuk dipasarkan dengan mutu terjamin.
Sortasi kering bertujuan untuk memisahkan, memurnikan dan mengelompokkan jenis mutu teh hijau dengan bentuk ukuran yang spesifik sesuai dengan standar teh hijau. Pada prinsipnya, sortasi kering teh hijau adalah:
  • memisahkan keringan teh hijau yang banyak mengandung jenis mutu ekspor,
  • memisahkan partikel-partikel yang mempunyai bentuk dan ukuran yang relatif sama kedalam beberapa kelompok (grade), kemudian memisahkannya dari tulang-tulang daunnya,
  • melakukan pemotongan dengan tea cutter bagian-bagian teh yang ukurannya masih lebih besar dari jenis mutu yang dikehendaki,
  • setelah hasil sortasi teh hijau terkumpul menjadi beberapa jenis dilakukan polishing dengan menggunakan mesin polisher,
  • hasil sortasi ini dikelompokkan kedalam jenis-jenis mutu teh hijau sesuai dengan mutu yang ada.

  1. Penyimpanan dan Pengemasan
Penyimpanan dan pengemasan mutlak dilakukan mengingat teh yang baru dihasilkan belum bisa langsung di pasarkan. Selain jumlahnya masih sedikit, teh yang baru disortasi masih perlu didiamkan agar kelembaban teh bisa terkontrol. Proses ini terutama hanya untuk menjaga aroma teh yang harum.
Pengemasan teh hijau dilakukan dengan bahan pembungkus kantong kertas yang didalamnya dilapisi aluminium foil. Untuk memasarkannya teh hijau bisaa dikemas dalam kantong kertas atau kantong plastik dengan ukuran kemasan bervariasi. Tujuan pengemasan teh adalah:
a)      Melindungi produk dari kerusakan.
b)      Mepermudah transportasi.
c)      Efisien dalam penyimpanan di gudang.
d)     Dapat digunakan sebagai alat promosi.

D.    PEMASARAN
  1. Afghanistan
  2. Bandung
  3. Solo


Sign up here with your email address to receive updates from this blog in your inbox.